Kamis, 24 Oktober 2013
C. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Pada negara-negara yang sedang berkembang ternyata masih banyak mendapat
kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui
pendidikan. Sehubungan dengan itu, negara-negara sedang berkembang
merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan
keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk
mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Misalnya dalam eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, baik yang
berlokasi di darat maupun yang ada di lepas pantai.
Hal yang sama juga dirasakan manakala negara-negara sedang berkembang
berniat untuk melaksanakan program-program industrialisasi yang menuntut
tenaga-tenaga terampil berkualitas tinggi.
Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, pada umumnya para
generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan
potensi idenya. Para mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda,
didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju
dalam berlomba menciptakan suatu ide/gagasan yang harus diwujudkan dalam
suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di
negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan
Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi
industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan
sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga
generasi muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan
dan skill berkualitas tinggi.
Pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada angkatan muda pada tingkat
SLTP/SLTA, dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingkat
nasional oleh :Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Minat generasi
muda untuk mengikuti lomba karya ilmiah dari berbagai cabang disiplin
ilmu itu ternyata lebih banyak dari perkiraan jumlahnya. Yang sangat
menggembirakan, dalam usia yang belia itu mereka telah mampu
menghasilkan karya-karya ilmiah yang cukup membuat kagum para
cendikiawan tua.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan
tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di
laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktik
lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus
harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya
kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan.
Suatu bangsa akar berhasil dalam pembangunannya secara ‘self
propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil
memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan)
dalam pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan
contoh prototipe dalam hubungan ini.
Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi
pendidikan membentuk manusia-manusia membangun. Dan untuk itu diperlukan
kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan
ini. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknya jumlah
pencari kerja, “Under utilized population”, kurangnya semangat
kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang
sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dari
belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan
pendidikan yang dapat mengembangkan semangat “inner will peningkatan
kemampuan diri dan bangsa” yang terpencar dalam pembangunan pendidikan
mental, intelektuan dan profesional bagi seluruh penduduk dan pemuda
Indonesia.
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan
adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila.
Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan
pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa,
baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan
itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan diri dari
belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif
pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara lain
bercirikan perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan
mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma
kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila.
Dalam hal ini kiranya pemerintah telah cukup berhasil dalam menegakkan
landasan-landasan ideal serta landasan koseptual terhadap pembaharuan
pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan tepat
guna.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan
mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik,
mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena
adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta
penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada
umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa
termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah,
maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara
berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui
berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka
berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat
menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini
akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat
Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari
susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam
masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi
muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan
pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah
jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas
dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik
dibandingkan generasi muda lainnya.
KESIMPULAN
Bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa, kita harus meneruskan generasi bangsa yang bersifat baik untuk kemajuan masa depan kita, terutama untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
kita sebagai mahasiswa , kita harus memiliki potensi yang dimiliki oleh generasi muda sebagai bentuk contoh untuk mengembangkan generasi penerus bangsa.Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan
tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di
laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktik
lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus
harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
oleh karena itu kita harus memiliki potensi dan semangat untuk berkesampatan mengenyam pendidikan setinggi mungkin, agar kita dapat memiliki orientasi untuk masa depan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian kesimpulan yang dapat saya jabarkan.
http://illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
B. PEMUDA DAN IDENTITAS
1. POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan strategis : Garis-Garis Besar Haluan Negara
4. Landasan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Landasan normatif : Etika, tata nilai, dan tradisi luhur
yang hidup dalam masyarakat
Motivasi dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu pada
strategi pencapaian tujuan nasional, seperti telah terkandung di dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Atas dasar kenyataan di atas diperlukan penataan kehidupan pemuda karena pemuda perlu memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut mengingat masa depan adalah kepunyaan generasi muda, namun disadari pula bahwa masa depan tidak berdiri sendiri. Ia adalah lanjutan masa sekarang dan masa sekarang adalah hasil masa lampau. Dalam hal ini, maka Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan terhadap situasi-situasi lingkungan, untuk dapat merelevansikan partisipasinya dalam setiap kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu pula kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang.
illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
2. PENJELASAN DUA PENGERTIAN POKOK PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA.
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua yaitu :
- 1. Generasi Muda sebagai Subyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
- 2. Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
SUMBER : http://diananuramalina.ngeblogs.com/2011/10/03/pemuda-dan-sosialisasi/
·
PenGertian Identitas
Sedangkan
identitas atau jati diri (kepribadian) adalah sikap atau sifat yang ada
dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai
melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Siapa
dia dan bagaimana dia.
· Pemuda dan Identitas
Telah
kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep
yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para
pemuda.
Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan
remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika,
masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan
dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
ΓΌ Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seorang pemuda.
Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat cara media masa, karena banayk
sekali sisi positif dan negatifnya. Yang kita takutkan sekarang adalah
dari sisi negatinya. Contohnya saja diri video-video yang tidak baik,
pembunuhan di kalangan pemuda, pemerkosaan, dll.Dan banyak juga
pelaku-pelaku pemuda yang tidak bertanggug jawab. Mulai dari tawuran
antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila
lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman
sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda
mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke
dalam pergaulan yang bebas saat ini.
3. Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
http://caloninsinyur-rendi.blogspot.com/2011/11/pemuda-dan-identitas.html
4. POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka
ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar
mampu mencari gagasan baru.
b. Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi
kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk
mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan
kekurangan-kekurangan yang ada atau pun mengemukakan
gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama sekali.
c. Keberanian Mengambil Risiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung risiko dapat
meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil risiko itu adalah perlu
jika kemajuan ingin diperoleh.
Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung risiko,
kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda
akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil risiko.
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan
kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya
pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran
disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari
batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh
baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda
secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan
belajar dari generasi-generasi pendahuluannya.
g. Keanekaragaman Dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman
masyarakat. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal
itu dihayati secara sempit dan ekslusif.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan
negara di kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan, pada
gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk
membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman.
Dengan tekad dan semangat ini generasi muda perlu dilibatkan dalam
setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i. Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan
serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang
perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kestaria di kalangan
generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan
keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
pengembangan ilmu dan tekonologi bila secara fungsional dapat
dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap
lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta
penerapan teknologi, baik yang maju, madya maupun yang sederhana.
illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
5. TUJUAN POKOK SOSIALISASI
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan
penting, karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan
segala daya imitasi dan identitasnya. Pengalaman demi pengalaman akan
diperoleh pemuda dari lingkungan sekelilingnya. Lebih-lebih pada masa
peralihan dari masa muda menjelang dewasa, di mana sering terjadi
konflik nilai, wadah pembinaan harus bersifat fleksibel, mampu dan
mengerti dalam membina pemuda harus mematikan jiwa mudanya yang penuh
dengan fasilitas hidup.
illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
KESIMPULAN.
1. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
2. Ada dua regenerasi, yaitu
a. Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya.
Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat.
4. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar,
5. Bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
A. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
2. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dalam anggota masyarakat dan hubungan sosial.
3. Internalisai belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma - norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
4. Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi, pemuda merubah cara berpikir dan kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi. Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi dalam kelompok.
Media Sosialisasi antara lain :
A. Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
B. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan
merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
C. Temanbermain(kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam
pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
D. Media Massa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun
media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh
media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Peranan Media Massa
masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
dimana ditandai beberapa ciri:
* keinginan memenuhi dan menyatakaan identitas diri.
* melepas diri dari ketergantungan orang tua
* memperoleh akseptabilitas di tengan sesama remaja.
Dengan ciri-ciri ini, remaja cenderung melahap begitu saja arus informasi yang sesuai dengan keinginan mereka.
upaya penangkalan:
* Pentingnya membekali remaja dengan keterampilan yang mencakup
kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluais informasi.
* Selain itu, diperlukan melakukan intervensi ke dalam lingkungan informasi mereka secara interpersonal.
* pemecahan lainnya adalah dengan bimbingan orangtua dalam menngkonsumsi media massa
* sedangkan media massa harus tetap konsisten dengan kode etik dan tanggung jawab sosial yang di embannya.
e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat,
dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Tujuan Pokok Sosialisasi :
o Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
o Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
o Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
o Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan
kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum.
5. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama
dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat
tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah,
ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan
warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda
dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka
menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi
malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena
billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah
tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma
karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan
lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi
atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda
dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi
(pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang
dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran
besar bagi bangsa Indonesia.
6. Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika
Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba
menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu
bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk
mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi
Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon
(CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima tahunan,
melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam
program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science
Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas
tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk,
proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800
pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta
(Kingsbury. Louise, 1978:59) [3].
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di
negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan.
Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri
itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai
negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga
muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill
berkualitas tinggi.
Kesimpulan
Pemuda sesungguhnya bukan sekadar bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Mereka memainkan peranan penting dalam perubahan sosial. Tapi, jauh daripada itu, pemuda merupakan konsepsi yang menerobos definisi. Hal itu disebabkan keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah, melainkan lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. ‘Pemuda harapan bangsa’, ‘pemuda pemilik masa depan bangsa,’ dan sebagainya, betapa mensyaratkan nilai yang melekat pada kata ‘pemuda’. Pernyataan menarik tersebut, dalam konteks Indonesia sebagai bangsa, menemukan jejaknya.
Sosok pemuda selalu terkait dengan peran sosial-politik dan kebangsaan. Itu dapat dipahami mengingat hakikat perubahan sosial-politik yang selalu tercitrakan pada sosok pemuda. Citra pemuda Indonesia tidak lepas dari catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.
http://pandanwulan.wordpress.com/2011/11/03/tugas-ilmu-sosial-dasar-pemuda-dan-sosialisasi/
Langganan:
Postingan (Atom)