PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Pada negara-negara yang sedang berkembang ternyata masih banyak mendapat
kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui
pendidikan. Sehubungan dengan itu, negara-negara sedang berkembang
merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan
keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk
mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Misalnya dalam eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, baik yang
berlokasi di darat maupun yang ada di lepas pantai.
Hal yang sama juga dirasakan manakala negara-negara sedang berkembang
berniat untuk melaksanakan program-program industrialisasi yang menuntut
tenaga-tenaga terampil berkualitas tinggi.
Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, pada umumnya para
generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan
potensi idenya. Para mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda,
didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju
dalam berlomba menciptakan suatu ide/gagasan yang harus diwujudkan dalam
suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di
negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan
Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi
industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan
sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga
generasi muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan
dan skill berkualitas tinggi.
Pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada angkatan muda pada tingkat
SLTP/SLTA, dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingkat
nasional oleh :Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Minat generasi
muda untuk mengikuti lomba karya ilmiah dari berbagai cabang disiplin
ilmu itu ternyata lebih banyak dari perkiraan jumlahnya. Yang sangat
menggembirakan, dalam usia yang belia itu mereka telah mampu
menghasilkan karya-karya ilmiah yang cukup membuat kagum para
cendikiawan tua.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan
tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di
laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktik
lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus
harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya
kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan.
Suatu bangsa akar berhasil dalam pembangunannya secara ‘self
propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil
memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan)
dalam pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan
contoh prototipe dalam hubungan ini.
Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi
pendidikan membentuk manusia-manusia membangun. Dan untuk itu diperlukan
kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan
ini. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknya jumlah
pencari kerja, “Under utilized population”, kurangnya semangat
kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang
sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dari
belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan
pendidikan yang dapat mengembangkan semangat “inner will peningkatan
kemampuan diri dan bangsa” yang terpencar dalam pembangunan pendidikan
mental, intelektuan dan profesional bagi seluruh penduduk dan pemuda
Indonesia.
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan
adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila.
Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan
pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa,
baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan
itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan diri dari
belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif
pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara lain
bercirikan perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan
mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma
kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila.
Dalam hal ini kiranya pemerintah telah cukup berhasil dalam menegakkan
landasan-landasan ideal serta landasan koseptual terhadap pembaharuan
pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan tepat
guna.
ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGEYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan
mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik,
mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena
adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta
penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada
umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa
termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah,
maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara
berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui
berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka
berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat
menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini
akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat
Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari
susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam
masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi
muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan
pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah
jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas
dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik
dibandingkan generasi muda lainnya.
KESIMPULAN
Bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa, kita harus meneruskan generasi bangsa yang bersifat baik untuk kemajuan masa depan kita, terutama untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
kita sebagai mahasiswa , kita harus memiliki potensi yang dimiliki oleh generasi muda sebagai bentuk contoh untuk mengembangkan generasi penerus bangsa.Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan
tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di
laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktik
lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus
harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
oleh karena itu kita harus memiliki potensi dan semangat untuk berkesampatan mengenyam pendidikan setinggi mungkin, agar kita dapat memiliki orientasi untuk masa depan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian kesimpulan yang dapat saya jabarkan.
http://illaphuw.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar